Tuesday, November 28, 2017

Cara Tetap Makan yang Halal dan Hemat di Jepang


Suatu ketika, saat istirahat makan siang di kafe tempat saya baito di sebuah hotel di daerah Tokyo Bay, saya menemukan fakta yang sering terjadi pada seorang muslim di Jepang. Teman kerja saya yang juga orang Indonesia, dengan santainya memakan menu yang menurut Islam adalah haram. Mulai dari yang mengandung babi, daging hewan yang tidak disembelih dengan nama Allah hingga yang mengandung bahan haram lainnya seperti sake, liquor, derivat bahan babi dsb.

Kondisi ini sering saya temukan pada teman-teman yang notabene muslim lainnya di Jepang.  Berbagai alasan mereka kemukakan. Mulai dari tidak ada pilihan lain, takut ngga makan lah, " selama bukan babi" lah, atau "kita serahkan kepada Yang DiAtas". Nauzubillah..

Baiklah.. untuk itu sebagai sesama muslim, kita sudah seharusnya saling mengingatkan. Ada banyak cara untuk menghindari kondisi dengan alasan seperti di atas. Yang penting ada kemauan untuk bertindak menjalankan syariat, menyadari bahwa yang haram itu dosa walaupun sedikit dan menghilangkan rasa malas dalam mengolah bahan makanan. Sekali makanan haram masuk ke dalam tubuh, akan butuh 40 hari tubuh kita menetralisirnya. Makanya selama itulah ibadah kita tidak akan diterima oleh Allah SWT.

1. Cari informasi produk / bahan makanan halal dan haram.

Biasanya setiap makanan dalam kemasan sudah mencantumkan bahan-bahan pembuatnya di kemasan. Tinggal kita perlu tahu bahan tersebut apakah halal atau haram. Silakan cari tahu di website halal food jepang  : https://www.halalinjapan.com/list-of-halal-foods-in-japan.html
Penting juga untuk mengetahui makanan berbahan babi serta turunannya. Silakan cek di website ini: https://www.halalinjapan.com/blog/e-numbers-pig-fat

2. Memasak sendiri

Cara paling aman dalam membuat makanan yang halal adalah dengan memasak sendiri. Selama saya bekerja di Jepang, saya selalu mempersiapkan bento, walaupun ada kantin di tempat kerja. Rekan-rekan kerja yang bukan muslim sering heran dan bertanya tentang ini. Jadi saya tidak perlu kuatir dengan kandungan haram di makanan yang saya makan seperti yang disediakan di kantin.

Memang kadang ada masakan yang bukan daging ayam/sapi di kantin seperti daging ikan, atau seafood lainnya. Akan tetapi, chef-nya tetap menggunakan alat masak yang sama dan tidak diketahui apakah ada campuran bumbu bukan halal yang biasa digunakan di jepang seperti mirin, liquor, sake, dsb. 

3. Mengetahui restoran/tempat makan halal 

Tempat makan halal biasanya dimiliki oleh muslim baik dari negara-negara berpenduduk muslim seperti pakistan dan indonesia, juga ada yang dimiliki oleh orang jepang yang juga muslim seperti di restoran ramen halal Asakusa. Ada juga di beberapa universitas di Jepang yang sudah menakomodasi mahasiswanya yang muslim dengan menyediakan menu halal di kantin kampus. Memang restoran halal masih sangat terbatas, akan tetapi sangat dibutuhkan jika kita masih berada di luaran sedangkan perut sudah teriak-teriak minta diisi. Selain restoran, pilihan lainnya adalah kebab yang biasanya dimiliki oleh orang pakistan.

(admin)


















Thursday, October 19, 2017

Senangnya Punya Sepeda di Jepang

Sepeda seperti ini sudah biasa digunakan di Jepang 

Kalau sudah mempunyai anak usia balita hingga TK di Jepang, sudah suatu keharusan kita mempunyai sebuah sepeda. Kenapa? Ada banyak alasan ..

Alasan utama, sudah tentu kita tidak mungkin menggendong si anak kemanapun karena dia akan semakin besar dan berat. Dan dia juga akan merasa kurang nyaman digendong terus. Tapi kalau dibiarkan jalan kaki, tentu juga repot. Selain lambat, risiko tersandung juga besar. 

Pemerintah Jepang sangat mendukung transportasi jenis sepeda. Ini alasan kedua. Sepeda punya tempat istimewa di jalanan Jepang. Sepeda bisa dikendarai di jalan raya tapi juga bisa di trotoar. Kecepatan sepeda tentu saja lebih cepat daripada berjalan kaki. Karenanya pengendara harus lebih toleran kepada pejalan kaki.

Sepeda di Jepang bisa dilengkapi dengan kursi khusus anak di bagian depan maupun belakang. Selain itu juga ada tambahan pelindung plastik khusus untuk musim hujan. Untuk menambahkan kursi boncengan anak, bisa dibeli di toko sepeda resmi. Untuk boncengan depan harganya sekitar 12 ribu yen. 

Sepeda pertama kami sewaktu di Jepang dibeli dari orang Nepal yang sudah mau pulang ke negaranya. Saya menemukan posting iklannya di website terkenal Craiglist.co.jp. Sebagai info, craiglist merupakan jembatan sangat penting bagi gaijin (orang asing) di tokyo khususnya untuk menemukan barang-barang bekas pakai tetapi tetap terawat dan bermutu. Barang-barang tersebut ada yang bisa dibeli atau malah gratis. Saya banyak menemukan banyak barang gratis lewat website ini, mulai dari boneka, hape hingga mesin cuci, kulkas dan perabot. all free. Tapi kalo sepeda gratis dan bagus memang susah nyarinya. Tapi akhirnya kepincut juga sama sepeda Bridgestone dengan tempat duduk anak di belakang seharga 14.000 yen. Lumayanlah, soalnya kalo barunya aja bisa diatas 15 ribuan, tanpa kursi anak.

Cuma kurang beruntungnya saya kalo buat ngambil barangnya jauh banget dari apato. Kalo naik kereta sekitar 45 menit, ganti kereta 2 kali, turun di stasiun kecil sekitar 2 kilometer dari stasiun Ikebukuro. Setelah transaksi dan mencek kondisi, saya bisa membawa sang sepeda pulang. Cuma jalannya itu lho, jauuuh banget. Tapi demi anak, tetap harus dijalani.

Perjalanan dimulai, melewati kawasan perumahan apato, pusat kota, perkantoran, melintasi jembatan kereta yang panjang, jalan kecil mendaki dan turunan yang panjang sekali rutenya. Ditemani tablet, Alhamdulillah dengan guide GPS nya, saya bisa menemukan jalan pulang. Perjalanan selama dua jam semakin membantu saya mengenali kota Tokyo. Kota ini bener-bener nyaman untuk dijelajahi, jauh berbeda dengan kota-kota besar di ... maaf tidak menyebutkan merk.

Nah, setelah kita memiliki sepeda, kita harus alih register atau alih nama di toko sepeda terdekat. Dan tentunya mulai membiasakan diri menjelajah dengan menggunakan kendaraan ini di jalanan Tokyo.

  

Saturday, October 07, 2017

Begini nih .. Metoda Penitipan Anak Paud (Hoikuen) di Jepang

Undokai, perayaan olahraga tahunan

Saat tinggal di Jepang, kami sebagai sebuah keluarga kecil dihadapkan dengan kebutuhan hidup yang sangat mahal. Tokyo adalah kota dengan tingkat kebutuhan hidup termahal di dunia, disamping New York dan Osaka. Karenanya kami berdua harus bekerja. Tentu hal ini juga berimbas kepada anak-anak kami yang masih kecil-kecil (keduanya masih di bawah lima tahun). Karenanya kami mau tidak mau harus menitipkan mereka di hoikuen atau Paud kalo di Indonesia.

Harus mendaftar 6 bulan sebelumnya

Untuk penitipan di hoikuen, setiap anak mesti didaftarkan lebih dahulu. Penting diingat, pendaftaran harus dilakukan 6 bulan sebelumnya. Biasanya ini diumumkan oleh pemerintah setempat, misalnya untuk masuk bulan April, maka akan diumumkan pada bulan Oktober. Pendaftarannya sangatlah dimudahkan. Semua jenis administrasi dilakukan secara tersentral di kantor pemerintahan di daerah kami, yakni Machiya City Ward Office. Langsung membawa berkas yang dibutuhkan dan didaftarkan ke bagian pengelolaan anak-anak. Prosesnya tidak berbelit-belit. Cukup dengan mengisi form yang telah ada, dan daftarkan sesuai dengan tanggal pendaftaran yang sudah ditentukan. Sesimpel itu. Tinggal menunggu surat pemberitahuan resmi dari ward office yang dikirimkan lewat pos.

Catatan penting, kalau anak yang dibolehkan untuk mendaftar adalah jika kedua orang tuanya bekerja. Alasannya karena keterbatasan kapasitas. Jadi kedua orang tua harus melampirkan keterangan dari tempat bekerja bahwa mereka bekerja dari pagi hingga sore.

Setelah pemberitahuan diterima kita bisa mempersiapkan kebutuhan dari anak kita di hoikuen. Perbedaan umur dan musim berpengaruh pada jenis kebutuhan anak.

Kebutuhan dasar yang harus disediakan setiap hari seperti berikut ini:
Tas, pouch untuk surat, baju ganti beberapa stel, sepatu untuk outdoor, wabaki (sepatu indoor), set futon, tas kain, sapu tangan. Sedangkan untuk kebutuhan sesuai musim akan diberitahukan setiap akan pergantian musim. Misalnya musim panas akan membutuhkan mizugi (pakaian renang) dan tidak perlu bawa selimut/ futon lagi setiap hari, cukup sprei saja.

Mengantar jemput anak

Anggota keluarga yang akan mengantar dan menjemput anak haruslah diberitahukan kepada pihak Hoikuen. Penerimaan anak oleh pihak hoikuen, bagi orangtuanya yang harus berangkat kerja lebih awal dimulai pukul 07.00. Tentu saja konsekuensinya ada biaya tambahan yang dihitung per jam. Sedangkan untuk orangtuanya yang mendapat sokongan hidup dari pemerintah seperti kami (isteri mendapat beasiswa Monbusho), tidak perlu membayar, tetapi baru boleh menitipkan dimulai pada pukul 08.00. Perihal antar jemput harus on time, tidak boleh terlalu cepat dan terlalu lambat. Toleransi keterlambatan biasanya 15 menit. Orang tua yang terlalu lambat menjemput harus memberitahukan terlebih dahulu ke hoikuen lewat telepon. Tentu mereka harus bayar tambahan per jamnya.   

Setiap minggunya akan ada dua kali pergantian set futon (alas dan selimut). Akan lebih sering kalau anaknya sering ngompol dan baru belajar pake pantsu (celana dalam). Sering terjadi kalau anak masih berumur 4-5 tahun. Biasanya saat akhir minggu, bak depan sepeda saya akan penuh dengan berbagai cucian kotor dari hoikuen.. 

Begitu sampai di pintu utama, baik anak maupun orang tua harus melepas sepatu. Anak harus meletakkan sepatunya di rak sepatu yang sudah tersedia. Kemudian anak bisa langsung diserahkan kepada sensei-nya yang bertugas hari itu. Anak-anak diasuh/dididik sesuai dengan umurnya, dimana umur anak titipan adalah 6 bulan hingga 6 tahun. Setelah serah terima barulah si orang tua bisa melesat mengejar waktu ke tempat kerjanya, hehehe. Habis itu memang biasanya saya terbirit-birit dengan kecepatan tinggi memacu sepeda bridgestone full kursi boncengan khusus anak menuju Stasiun Machiya. 

Sorenya, dengan kondisi yang sama, saya terbirit-birit lagi berlari dan memacu sepeda menuju hoikuen menjemput si kecil. Dengan waktu jemput yang kibishi, saya sampai di sana sudah ngos-ngosan. Biasanya si sensei saat penjemputan, sensei akan menjelaskan kondisi si anak secara singkat, ngapain aja tadi seharian. Dan juga akan memberikan tegami (surat) pemberitahuan jika ada. Kalo sama orang asing kaya saya yang ngga lancar ngomongnya, mereka akan berusaha keras menjelaskan dengan kalimat sesederhananya. Kalau sudah selesai tinggal mengucapkan sayonara.


Kondisi Khusus

Saat hujan, kita perlu mempersiapkan perlindungan khusus anak. Jas hujan, payung kecil dan sepatu botnya. Itu sudah umum di Jepang. Saat anak sampai di Hoikuen, sudah disediakan tempat khusus untuk payung dan jas hujan. Memang prepare banget. Jadi tidak bakalan becek kalau masuk ke dalam ruangan.  


Perayaan

Setiap tahun akan ada beberapa perayaan bagi anak-anak. Misalnya komodo no hi (perayaan anak laki-laki), hina no hi (perayaan anak perempuan), hanami (perayaan menikmati sakura), omatsuri (perayaan musim panas), hari olahraga (undokai), penampilan sandiwara, dsb. 


Penampilan operet oleh siswa hoikuen

Untuk omatsuri, pihak hoikuen biasanya akan mengadakan berbagai permainan khusus anak-anak. Permainan-permainan itu akan menyediakan berbagai hadiah yang tentunya sangat disukai anak-anak. Setting acara dibuat seperti pasar malam dalam kemasan anak-anak. Atensi terhadap acara ini sangatlah tinggi walaupun anak-anak yang ikut belum tentu dididik di hoikuen tersebut. Tapi mereka diperbolehkan dengan syarat boleh ikut pada waktu yang sudah ditentukan. 


Omatsuri, perayaan musim panas khusus anak-anak di hoikuen. Gratis..

Sedangkan untuk hari olahraga (undokai) yang selalu diselenggarakan sekali dalam setahun, semua anak akan berpakaian olahraga berwarna putih. Disediakan berbagai event olahraga yang disesuaikan dengan umur masing-masing anak. Bocah berumur 6 bulan pun, dapat porsi yang sesuai. Misalnya ada lomba merangkak. Semakin tinggi umurnya maka level olahraga juga makin ditingkatkan. Anak yang umurnya 6 tahun juga menampilkan tarian khas jepang sebagai tarian penyemangat acara ini. Oya, orang tua biasanya akan diperbolehkan oleh pihak perusahaan untuk mendampingi anak-anaknya pada hari undokai. Begitu besarnya perhatian pemerintah kepada anak-anak.


Graduasi / Kelulusan

Walaupun bukan yoichien (Taman kanak-kanak), anak-anak hoikuen juga dididik sebagaimana anak tk. Mereka juga mempunyai hari wisuda. Sebelum di wisuda, para orang tua akan sibuk mencari pakaian wisuda. Buat anak cewek, baju wisuda kawaii, dan buat cowok seragam mungil. Pakaian ini hanyalah sekali pakai. Mungkin selanjutnya bisa dilungsurkan ke adik si anak atau dijual ke toko barang bekas. 

Kelulusan tentu saja dihadiri oleh orang tua. Disini anak akan mengucapkan terima kasih kepada orang tua masing-masing dan juga cita-citanya. Ruangan dipenuhi isak tangis, karena karakter orang jepang yang memang mudah terbawa perasaan. 

























Sunday, October 01, 2017

Antara Bencana dan Maksiat !


Penting sekali bagi kita semua untuk mengetahui bahwa Hubungan antara Bencana dan maksiat itu erat sekali. Bencana besar yang kita saksikan hingga hari ini terjadi lebih karena maksiat dan kemungkaran yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Walaupun bisa diterangkan secara ilmiah, tetapi itu sudah merupakan ketetapan Allah seperti telah diterangkan dalam Al Quran, Allah SWT berfirman : 

Surat An Nisa :79 : Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja BENCANA yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.

Surat Al An'am :63 : Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari BENCANA di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan: "Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (BENCANA) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur".

Surat Al A'raf :168 : Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (BENCANA) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).

Surat Yunus :23 : Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya (BENCANA) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah keni′matan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Surat An Nahl :45 : Maka apakah orang-orang yang membuat makar yang jahat itu, merasa aman (dari BENCANA) ditenggelamkannya bumi oleh Allah bersama mereka, atau datangnya azab kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari.

Menurut rumus populernya, Risiko Bencana terjadi karena adanya faktor Bahaya (H/Hazard), Kapasitas (C/Capacity) dan Kerentanan (V/Vulnarability) sebagaimana rumus berikut:



Kemungkinan Bencana akan menjadi tinggi kemungkinan terjadi jika Tingkat bahaya tinggi, kerentanan tinggi dan kapasitas rendah. Kemaksiatan sendiri memegang peran dalam meningkatkan nilai H (Bahaya). Semakin banyak kemaksiatan terjadi, maka bencana akan semakin berpeluang terjadi. Apalagi kalau sekiranya maksiat terkesan diabaikan. Misalnya jika perzinaan terjadi, yang terkena dampak adalah 40 rumah ke masing-masing empat penjuru mata angin. Bayangkan jika ini terjadi berulang-ulang.

Kota Padang adalah daerah sebagai contoh terbaik.

Setelah era reformasi, arus informasi menjadi sangatlah lancar. Setiap kejadian bencana bisa diketahui secara cepat. Pada saat pemerintahan SBY, terjadi bencana besar gempabumi dan tsunami di Aceh. Kemudian berturut-turut bencana lainnya di berbagai daerah. Sudah rahasia umum kalau terjadi kemaksiatan parah di barat aceh dan pertumpahdarahan pada saat DOM (Daerah Operasi Militer) di negeri Serambi Mekah ini. Kejadian tsunami terlihat seperti pembersihan secara total dan masif terhadap kekotoran yang dilakukan manusia di sana.

Antara 2002 hingga 2012, Kota Padang sendiri dipimpin oleh walikota yang bisa dikatakan kurang amanah terhadap rakyatnya. Di sepanjang pantai mulai dari Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang Selatan, Padang Barat, Padang Utara hingga Koto Tangah, kemaksiatan seperti dibiarkan. Kadang sekali-sekali terjadi razia tapi tidak berefek. Kemaksiatan berjalan terus. Semua orang tahu mengenai tenda ceper, pondok bukit lampu, pantai pasir jambak yang menjadi populer di kalangan anak muda. Malah sampai ada istilah Asmara Subuh di bulan Ramadhan, Nauzubillah. 

Di samping itu, acara orgen tunggal terutama saat ada hajatan pernikahan yang seringnya diisi acara joged dengan wanita-wanita berpakaian minim, mabuk-mabukan, judi, menjadi seperti kebiasaan. Tidak hanya di Padang, kondisi ini juga ditemui di wilayah Kota Pariaman dan Kabupaten Padang Pariaman. Miris memang di nagari yang seharusnya memegang prinsip "Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah". 

Puncak kondisi ini terjadi pada tahun 2009. Gempa besar 7,6 SR mengguncang Sumatera Barat, dengan episenter di barat Padang Pariaman. Korban berjatuhan lebih dari 1000 jiwa. Korban terbanyak adalah di Kota Padang. Karena banyaknya gedung rubuh saat puncak aktifitas di sore hari. 

bersambung...






















Persiapan Khusus Menghadapi Berbagai Bencana Populer Indonesia : Tsunami


Bencana yang dimiliki Indonesia itu berdasarkan Undang-Undang No.24 tentang Penanggulangan Bencana itu ada dua belas macam bencana. Kita tidak akan bahas semua untuk topik ini, cukup yang populer saja yaitu, gempa, tsunami, banjir, gunung berapi, kebakaran hutan dan lahan, puting beliung, tanah longsor dan kekeringan. Sebagaimana yang pernah saya bahas sebelumnya di artikel: 
dimana setiap bencana akan memiliki persiapan yang berbeda pula. Baiklah kita akan bahas satu-satu. Tapi sebelumnya silakan tonton dulu video yang sudah saya persiapkan bagi kita semua yang diproduksi tahun 2016 lewat.


Bencana Tsunami
Karena ini adalah bencana yang mengharuskan kita yang berada di daerah rawan dekat pantai untuk mengungsi, maka persiapannya akan lebih banyak.

a. Persiapan pribadi, bagi yang masih single  

1. Tas siaga bencana dengan semua kelengkapan untuk kebutuhan pribadi. Ada sedikit tambahan kelengkapan yaitu: 

  • ponsel/tablet karena pentingnya informasi secara online atau medsos untuk memantau perkembangan
  • powerbank berkapasitas besar (usahakan yang slim, mahal dikit ngga apa-apa), 
  • sepeda, karena lebih cepat daripada jalan kaki dan lebih ringan daripada motor. usahakan yang bannya tubeless.
  • sepatu kets/casual
2. Tempat evakuasi terdekat dan jalur evakuasi tercepat. Buatlah perkiraan berapa jarak yang ditempuh, dan kemungkinan halangan dan bahaya yang mungkin ada jika harus mengungsi.


b. Persiapan Keluarga, bagi keluarga dalam satu rumah

1. Tas siaga bencana, khusus dengan kelengkapan dan kebutuhan masing-masing. Jumlah tas disesuaikan dengan kebutuhan/bawaan masing-masing. Perhatikan bagi anggota yang berkebutuhan khusus: bayi, orang tua, orang sakit, ibu hamil dan cacat. Bagi yang mempunyai peliharaan, perlu dipersiapkan kebutuhan hewan tersebut.

2. Buatlah perencanaan keluarga jika bencana tsunami akan datang. Misalnya Jika bapak bekerja, ibu ke pasar, anak ke sekolah, nenek di rumah. Jika bencana tsunami akan terjadi, kemana sebaiknya masing-masing anggota keluarga harus pergi. Buatlah dalam bentuk tabel. Contoh tabel sudah saya bahas pada artikel: 
leaflet kesiapsiagaan bencana tsunami 

3. Sebaiknya latihan bersama-sama keluarga ke tempat evakuasi terdekat. 

4. Selalu update perkembangan terkini potensi bencana tsunami dari BPBD setempat.

5. Yang paling penting, selalu rajin beribadah dan menjauhi maksiat. Perlu diingat bahwa bencana terjadi karena manusia itu sendiri yang mengundangnya melalui perbuatan maksiat. Ramaikanlah tempat ibadah dan bersama-sama warga lainnya untuk menjaga lingkungan setempat dari perbuatan maksiat. 
Poin ini akan saya bahas di artikel khusus: Penting ! Hubungan Khusus Bencana dan Maksiat !



Sunday, September 10, 2017

Musim Panas, Kutu Rambut Jepang Memang Besaaarr!!


Suatu hari di musim panas, sepulang kerja seperti biasa saya menjemput anak-anak dari hoikuen. Mereka dijemput di dua hoikuen yang berbeda karena alasan kapasitas dari pemerintah kota Arakawa. Sewaktu menjemput si sulung, saya diberitahu sensei-nya untuk mencek tegami (surat) yang diberikan di dalam tas kecil khusus surat yang dibawa tiap hari karena ada sesuatu yang penting. Penasaran, segera saya keluarkan surat itu sesampai di apato.

Berhubung ngga bisa baca kanji, Galaxy Note menjadi andalan saya selama ini. shot pake google translate, jadi deh terjemahannya. Walau bahasanya baku banget, setidaknya bisa membantu memahami surat bahasa alien ini hehehe..

Okeee.. saya mengerti, sekarang ini di rambut si sulung ada hewan yang saya kira saya sudah lama punah di Indonesia. Si kutu rambut! 

Surat yang diberikan sekolah menjelaskan bahwa anak-anak yang kena wabah harus diperiksakan ke dokter dan mendapat perawatan dengan obat anti kutu yang dapat dibeli di supaa (supermarket). Dan selama dokter belum menyatakan anak saya terbebas dari kutu maka ia akan terus diisolasi dari teman-teman yang lain khususnya saat tidur siang.

Saya dan isteri segera inspeksi rambut si sulung dan bungsu. Syukurlah hanya yang sulung saja yang kena. Mulai deh isteri saya menyusuri kutu dan telur-telurnya, menangkapi satu-satu kemudian dikeprek ampe penyek. Masya Allah, tu kutu ukurannya gede banget, sekitar 2 mm. Jauh lebih besar daripada kutu rambut di Indonesia. Kadang ada yang sudah gendut, jatuh begitu saja di atas meja atau lantai. Yang kayak gitu langsung aja dikeprek. Bunyi kutu dikeprek begitu khas.

Kemudian perawatan selanjutnya dengan obat kutu yang cukup mahal belinya, 1500-an yen. Waduh semoga kedepannya ngga pernah lagi deh kena kutu.. Mahal diobat. Obat yang lengket-lengket itu dioleskan ke seluruh rambut. Setelah didiamkan berapa lama, barulah dishampo dan dibilas. Perawatan ini terus dilakukan kalo ngga salah 2 kali dalam seminggu. 

Setelah dilakukan pemeriksaan sendiri dan diperkuat dengan surat dari dokter klinik dekat apato kami, barulah pihak hoikuen membolehkan si sulung untuk tidur bersamaan dengan anak-anak lainnya. Memang repot kalo kena kutu.. Tapi itulah salah satu wabah rutin yang menimpa anak-anak di Jepang.

Saturday, May 06, 2017

Rahasia-Rahasia Hotel Besar di Tokyo yang Belum Pernah Dibocorkan ...



Sebagai partimer yang mendapat kesempatan bekerja di hotel, saya menjadi tahu banyak hal mengenai pengelolaan hotel di Tokyo. Alhamdulillah, kerja di Hotel daerah Tokyo Bay, yang juga berdekatan dengan Disneyland adalah tempat saya bekerja pertama kali di Jepang. Bekerja dengan orang Jepang, yang terkenal disiplin menyebabkan kita harus menyesuaikan dengan irama bekerja mereka. Pagi saya harus starting kerja mulai jam 10.00 dan pulang pukul 15.30. 

Tiap hotel tentu mempunyai rahasia dapur sendiri-sendiri. Hal tersebut menjadi keseharian dan menjadi cerita yang unik bagi saya saat bekerja di hotel.

Berikut beberapa hal yang saya temukan:

  1. Partimer umumnya adalah orang asing dari beberapa negara utama seperti cina,   vietnam, nepal, dan filipina. Hanya sedikit dari korea, bangladesh dan indonesia.
  2. Sebelum bekerja, pekerja diharuskan ganti kostum kerja dan memakai sepatu berwarna putih.
  3. Supervisor didominasi orang cina, jepang dan filipina. 5 dari 10 supervisor adalah orang cina. 
  4. Waktu untuk membersihkan kamar oleh housekeeper resminya dimulai pukul 11.00-15.00, tapi untuk kamar yang sudah check out bisa mulai dibereskan pada pukul 09.00. 
  5. Uang tip sering diambil lebih dulu oleh houseman (tukang cabut seprei), karena mereka yang memegang kunci ganda kamar.
  6. Standar hotel Jepang sangat baik. Kalau ada yang memberitakan pengalaman mengenai buruknya standar kebersihan di hotel, mungkin itu bukan di Jepang. Saya melihat sendiri bagaimana standar yang sudah ditetapkan oleh pihak hotel. Untuk kamar yang paling murah saja sudah bagus, apalagi kamar mahal. Misalnya, perangkat minum bener-bener yang sudah bersih bukan hanya dilap. semua lantai divakum, tidak boleh ada sampah atau kotoran sedikit pun. sprei kotor atau ada noda sedikit pun harus diganti. Love hotel mempunyai standar kebersihan dan kelengkapan yang lebih baik dibandingkan hotel standar. Pekerja yang membereskan hotel standar biasanya 1-2 orang, sedangkan pada love hotel bisa lebih dari 2 orang. Itu disebabkan penggunanya umumnya shortime user, 1-2 jam saja. 
  7. Bed making adalah pekerjaan yang cukup berat karena pekerja sering harus mengangkat kasur yang berat atau menyimpan atau malah harus membolak-balik kasurnya yang harus dilakukan per 3 bulan. Jumlah kasur pada satu lantai bisa mencapai 200 kasur yang berat, plus kasur-kasur ukuran double.
  8. Room maid harus mampu mengingat kelengkapan untuk kamar. Yang paling repot adalah mempersiapkan kamar pesanan khusus. Permintaan calon tamu yang aneh-aneh harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Kadang waktunya bisa sangat mepet sehingga yang bekerja dalam satu kamar bisa sampai 3-4 orang. Dan supervisor dipastikan juga akan terlibat bekerja.
  9. Pengelola pekerja persiapan kamar hotel untuk hotel besar adalah perusahaan yang berbeda dengan pihak hotel. 
  10. Satu orang bed maker ahli punya waktu rata-rata 1,5 menit untuk mempersiapkan sebuah kasur ukuran standar dan 2,5 menit untuk kasur double. Dan satu orang maid ahli bisa mempersiapkan kamar standar selama 10-12 menit. 
  11. Tidak ada waktu untuk berleha-leha selama waktu kerja. Setelah tugas utama selesai, sudah menunggu tugas tambahan lainnya. Bedmaker mungkin akan diminta membantu lantai lain atau membantu mempersiapkan bahan-bahan untuk kamar keesokan harinya.
  12. Hari-hari terjadinya bencana seperti taifun, badai salju atau gempa akan menghambat pekerja datang ketempat kerja karena jalur kereta sering harus dihentikan sampai waktu seringnya berjam-jam. Bagi yang bisa datang akan dihitung sudah bekerja satu hari penuh.
  13. Bekerja partime di hotel umumnya diberi tunjangan makan dan transportasi di luar upah.
  14. Saat musim panas, musim semi, tahun baru dan natalan adalah saat-saat puncak tamu hotel menginap. Musim panas hotel banyak dipesan oleh pihak sekolah dalam sebuah rombongan besar. Tamu hotel terbanyak biasanya dari jepang dan cina.
  15. Semakin tinggi posisi lantai kamar maka harga kamar akan semakin tinggi. Kamar di lantai-lantai atas bisa seharga 30.000 yen per malam atau sekitar 3 juta-an.
  16. Kadang akan ada kamar untuk show room. Layaknya show room, kamar ini harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Saya pernah beberapa kali mengejakan jenis kamar ini karena memang diminta khusus oleh oleh supervisor. Waktu pengerjaan bisa dua kali lipat karena detil pekerjaan yang lebih.
  17. Selesai bekerja adalah saat yang paling ditunggu. Para pekerja bisa seperti orang pacuan untuk melakukan checklock karena rata-rata mereka harus mengejar bus dan kereta. Ada yang perlu ke tempat kerja yang lain ataupun menjemput anak di hoikuen (tempat penitipan anak).
  18. Tempat ganti baju pada saat selesai kerja bisa seperti arena perang. Pekerja yang berasal dari Asia Selatan (Nepal, bangladesh) biasanya akan beraroma tidak sedap karena kebiasaan mereka yang suka makan kare tapi tidak mandi. Saya biasanya akan menyingkir ke tempat lain untuk ganti baju.
  19. Upah per jam kerja akan bervariasi ditentukan oleh lama bekerja, kelihaian, dan mampu tidaknya bernegosiasi tentang upah dengan pihak manajemen. 
Demikian sedikit pengalaman saya dalam bekerja di hotel. 













Monday, May 01, 2017

Kerja Partime di Tokyo? Gampang Kok..



Menjadi alien di Tokyo pada awalnya tentu berat sekali. Semuanya berat diongkos. Biaya hidup yang tinggi membuat saya sering gigit jari. Betapa tidak.. Semua keinginan apalagi kalo menginginkan suatu barang kesukaan atau makanan enak menjadi harus ditahan dahulu. Ikat pinggang harus dikencangkan. Kami sekeluarga harus hidup prihatin selama bulan-bulan pertama. Solusinya memang cuma satu untuk mendapatkan uang, KERJA!

Faktanya lapangan kerja di Tokyo sangatlah banyak. Buktinya, kalau kita ke eki (stasiun kereta) manapun di Tokyo, akan ada satu rak yang berisi majalah gratis dalam jumlah banyak. Masing-masingnya mungkin setebal buku telepon di Indonesia. Itu adalah majalah info lowongan kerja. Ada juga majalah partime khusus untuk pelajar. Kebayang kan, kalo di Tokyo ada lapangan pekerjaan yang bejibun banyaknya, dan karena saking banyaknya Tokyo kekurangan tenaga kerja sehingga banyak ngimpor dari luar. Karenanya tidak mungkin orang Jepang di Tokyo ada yang nganggur kecuali pemalas atau punya keterbatasan.


Majalah ini mudah ditemukan di stasiun-stasiun subway di Jepang dan gratis...



Ada cerita kalo di salah satu seven eleven (suatu minimarket) di daerah Akihabara yang waktu itu sangat membutuhkan karyawan. Bayarannya pun sangatlah lumayan sekitar 1200 yen per jam atau sekitar 145 ribu rupiah. Kalo kerja sekitar 6 jam saja sehari udah dapat kisaran 7200 yen diluar makan dan transport. Kebayang kan sebulan dapat berapa. Cuma mereka sangat sulit mendapat pekerja. Akibatnya, manajer minimarket ini sampai 3 hari tidak tidur karena harus bertugas terus-menerus. Kasihan...

Kembali lagi ke cerita. Nah walaupun ketersediaan pekerjaan sangatlah tinggi, sebagai alien (disebut begitu di petunjuk keimigrasian, menyebalkan emang) ada hal yang paling penting yang saya tidak kuasai. Itu adalah PENGUASAAN BAHASA JEPANG! Kemanapun saya mendaftar, semuanya minta syarat yang satu ini. Penguasaan bahasa Jepang saya pada bulan-bulan awal sangatlah basic, di tingkat yang paling bego lagi. Kalo bahasa Inggris mah, ayo.. Mau cuap-cuap gimanapun okelah, bisa ngeladenin. Cuma.... kenapa harus bisa bahasa Jepang??? Pertanyaan yang mungkin baru kita sadari jawabannya kalo kita berada di tanah air, kemudian ada orang asing mau bekerja di tempat kita bekerja. Pasti pemilik usaha atau calon rekan kerja atau atasannya minta, bisa bahasa Indonesia ngga?

Orang Jepang sendiri sebenarnya masyarakat yang ramah. Sayang kebanyakan mereka itu pemalu. Jadi kalo kita mau bertanya sesuatu pada orang Jepang, berusahalah ngomong pake bahasa Jepang, kalo ngga ntar dicuekin deh. Mereka kebanyakan alergi bahasa asing sekalipun bahasa Inggris. Kecuali ya... kita itu bule, pasti langsung diramahin deh, walaupun orang Jepangnya bego bahasa Inggris, dia akan coba bantu tuh bule walo pake bahasa gorila. Beda kejadian kalo dengan orang selain bule, hahaha..

Alhamdulillah, bantuan dari Allah datang melalui seorang teman. Akhirnya ada sebuah tempat kerja yang tidak terlalu mempermasalahkan kemampuan bahasa jepang dan boleh pake bahasa inggris. Untuk itu saya diberitahu untuk mempersiapkan beberapa syarat pokok: alien card, resume (dalam form jepang), akun bank (selain japan post), nomor hp yang bisa dihubungi (tentu nomor hp di jepang), dan hanko (stempel nama dengan huruf jepang). Nah setelah aplikasi masuk - beruntungnya tempat kerja ini lagi sangat membutuhkan pekerja - tak lama saya pun dihubungi lewat telepon. Awalnya ngomongnya sih pake bahasa jepang, tapi saya minta bisa ngobrol pake bahasa inggris. syukurlah tuh orang melek bahasa inggris. siip.. saya dapat jadwal wawancara.

Wawancara pada hari yang ditentukan akhirnya tiba. Berpakaian rapih dan bersepatu, saya datang ke lokasi wawancara yang cukup jauh, 1,5 jam gonta-ganti naik kereta sambung bis. Oya, satu hal penting sekali. Kalau ingin bekerja di jepang, kita sebaiknya punya seorang penjamin, yaitu orang yang juga bekerja di tempat kita akan bekerja. Kebetulan lokasi calon tempat kerja saya berada di salah satu lokasi terkenal di tokyo, disneyland. Hanya dua di Asia, yang terbaru ada di Hongkong, tapi belum sebagus Tokyo.

Bersama penjamin saya yang juga orang Indonesia, saya menuju tempat wawancara yaitu di sebuah hotel besar di dekat Disneyland. Ya benar, di hotel. Bayangan awalnya sih, kerja di hotel apalagi di Tokyo, kayaknya bergengsi gitu. Belum kebayang gimana kerja yang akan dijalani. Pokoknya segera bekerja aja, trus dibayar. Titik! 

Wajib diingat! Kita sudah harus hadir minimal 15 menit sebelum wawancara. Wawancara berlangsung singkat dengan pihak perekrut. Setelah itu saya mendapat jadwal mulai bekerja dan aturan bekerja. Bersama saya ada satu teman orang Indonesia lainnya yang juga mau ikut kerja. Alhamdulllah ada teman. Setidaknya ada yang bisa berkongsi karena senasib. Jadi agak gugup juga karena pengalaman bekerja pertama kali di negeri orang. Dan tidak sabar untuk menunggu hari pertama, sambil meyakinkan diri agar sesemangat mungkin dalam bekerja seperti halnya orang jepang. 

Untuk persiapan diri, karena bekerjanya berkaitan dengan mempersiapkan kamar hotel, saya kudu belajar dulu. Youtube adalah pelarian. Nonton cara orang filipina, roomboys-nya dalam mempersiapkan kasur. Trus menjaganya dalam ingatan gimana cara cepat dalam bedmaking. Awalnya saya kira mereka udah cepet banget bikin kasurnya sih karena klaimnya udah yang paling cepat. Kiranya...

Hari pertama akhirnya tiba... 
Berhubung ceritanya bakalan panjang, saya ceritakan pada tulisan selanjutnya.  


















Sunday, January 01, 2017

Kehidupan Sehari-hari Alien di Negeri Sakura


Kehidupan sehari-hari di Jepang bisa dikatakan menyenangkan dan menantang bagi saya sebagai seorang asing di kota besar Tokyo. Ya benar, kehidupan di Tokyo sangatlah menantang. Jangan dibayangkan akan sama seperti Jakarta karena kehidupan disini seperti dirancang berjalan sesuai dengan jamnya setiap hari. Jam kerja memang hanya untuk bekerja, dan untuk itu para pekerja difasilitasi dengan sempurna. Mulai dari penitipan anak, sarapan, hingga transportasi. Sebagai orang asing, saya tentunya juga harus mengikuti irama hidup orang-orang bekerja di kota ini. Baiklah akan saya berbagi sedikit keseharian ini.

Setiap pagi seperti biasa hari senin (sampai Jumat), saya selalu mengawali hari dengan ibadah sholat subuh. Kalau musim panas shalatnya bisa pukul 2.30 dini hari. Akibatnya setelah itu tetap harus menyambung tidur hingga pukul 6.00 pagi. Sebaliknya pada musim dingin, sholat subuhnya bisa pukul 6.00 pagi. Sehabis subuh dilanjutkan dengan mempersiapkan sarapan pagi. Setelah itu membangunkan dua putri kecilku yang masih tidur nyenyak untuk siap-siap berangkat sekolah.

Setelah sarapan, selanjutnya aktivitas berlanjut dengan mengantarkan si bungsu ke penitipan anak (daycare/hoikuen), bilamana si sulung bisa berangkat bersama-sama teman-temannya ke sekolah dasar tidak jauh dari lingkungan rumah. Tentu saja isteriku yang sedang menempuh S3 di Tokyo University juga ikut berangkat berbarengan. Setelah serah terima si kecil dengan pihak daycare tepat pukul 08.00 a.m, saya segera secepatnya ke stasiun. Setelah 15 menit mengayuh sepeda, sampailah di tempat parkir murah, seharian parkir cuma 100 yen. Dan langsung lari secepatnya ke subway. 

Saya tinggal di daerah Machiya Tokyo, dan tempat kerja partime di Hotel Hilton International Tokyobay daerah Maihama, dekat dengan Disneyland. Untuk kesana harus 3 kali ganti kereta dan untuk pindah kereta harus cepat karena telat sedikit saja akan ketinggalan. Tau kan, kalau mengenai jadwal, Jepang nomor satu. Dari stasiun Maihama pun harus nyambung lagi dengan bus khusus yang jarak keberangkatan satu bus ke yang lainnya bisa  15 sampai 30 menit. 

Sesampainya di tempat kerja pun harus segera naruh time card supaya ngga kepotong bayaran. Kerja sehari biasanya 5 jam kecuali pas hari libur, bisa overtime. Berhubung dengan kewajiban menjemput si kecil maka harus tepat waktu. Jadi pada saat selesai kerja, walaupun ditanya apakah bisa overtime, saya tetap tegas untuk mengatakan tidak bisa. Setelah selesai kerja, maka tahapan kejadian akan kebalikannya dengan yang terjadi sebelum bekerja.

Dimulai dengan naik bus pukul 15.00 p.m, gonta-ganti kereta lagi sebanyak 3 kali dan naik sepeda secepat-cepatnya ke daycare (hoikuen). Setelah jemput si bungsu (pukul 17.00 p.m), kembali ke apato (apartemen) karena di sulung sudah menanti di depan pintu nungguin pintu dibuka karena dia memang sekolah fullday sampai jam 5 p.m. Selanjutnya kembali kepada rutinitas sampai waktunya tidur.

Begitulah keseharian saya sebagai orang asing aka alien khususnya di hari kerja saat tinggal di kota besar seperti Tokyo, Jepang. Capek memang, karena selain kerja partime yang menuntut kekuatan fisik, perjalanannya pulang pergi juga menuntut stamina prima. Tapi kalau sudah terbiasa, semuanya malah menyehatkan. Tubuh jarang sakit dan badan terasa segar sepanjang hari.

Sekilas tampaknya biasa saja sibuknya. Tapi pada prosesnya sangatlah luar biasa. Saat mengantar anak ke daycare harus on time pukul 08.00 kalau tidak akan merentet dengan keterlambatan naik kereta. Bisa dibayangkan dari sana saya harus menggenjot secepatnya sepeda khusus bertempat duduk anak ke stasiun selama 15 menit, kemudian naik berdesakan di kereta dan berlarian secepat-cepatnya bersama orang-orang jepang yang juga sangat terburu-buru ganti kereta. Kemudian pergantian terakhir juga berlari kencang turun naik tangga yang lumayan tinggi-tinggi sejauh 500 meter kalau tidak mau ketinggalan kereta. Dan terakhir berlari ke tempat naik bus. Kalau semua rutin dilakukan selama sebulan, kebayang kalo orang bertubuh gemuk akan menjadi langsing. Belum lagi pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik, membuat tubuh menjadi lebih berotot. 

Proses berulang tentunya selepas kerja seperti yang saya ceritakan di atas. Kalo menjemput anak sampai melewati waktu yang ditetapkan maka pihak daycare (hoikuen) akan menelpon orang tua yang menjemput. Akan sangat memalukan tentunya. 

Itulah sedikit cerita dari seorang alien, orang asing, orang tua yang bekerja parttime di negara super nyaman, aman dan menjunjung etos kerja luar biasa bernama jepang. 






Wednesday, September 23, 2015

Mengirim Barang Dalam Jumlah Banyak dan Murah dari Jepang


Setelah sekian lama tinggal di Jepang, tidak terasa makin dekat saat-saat untuk meninggalkan negeri sakura ini. Sabishi ne..

Nah, problem selanjutnya adalah bagaimana mengurus barang-barang yang seabrek-abrek bertebaran di apato kami. Awalnya kami mencoba mencari pengiriman yang murah pokoknya. Mulailah pekerjaan membanding-bandingkan harga. Mulai dari jasa pengiriman international (yang kayaknya punya bule), cuma harganya selangit. Pengiriman sekilo barang aja bisa dihargai ribuan yen (setara dengan ratus ribuan rupiah..), apalagi kalo yang dikirimkan berkilo-kilo, bisa jebol nih kantong. Sedangkan kalo pengiriman dengan pos dengan nilai paling murah juga relatif lebih mahal, belum lagi nanti harus ada pengurusan melalui cukai di Jakarta. Repot dah ! Silakan cek di link ini.

Melalui saran teman yang sudah mencoba pengiriman barang dalam jumlah banyak dari Jepang, dan juga mencari informasi dari internet, kami berkenalan dengan sebuah jasa pengiriman dengan sistem kargo dengan harga yang relatif murah dan lama pengiriman moderate (sekitar 1 bulan). Dari berbagai informasi, pengirimannya dilakukan dari pelabuhan Yokohama sampai Tanjung Periok, setelah itu melewati pemeriksaan cukai, barulah dikirimkan ke tujuan masing-masing. Nama Jasa tersebut lebih akrab dikenal dengan Jasa Pengiriman Ruswan di bawah bendera perusahaan Kamigumi Co Ltd. Beliau, Bapak Lemana Ruswan, sudah lama malang melintang dalam jasa pengiriman sejak era 80-an. 

Untuk menghubungi beliau bisa melalui telepon 021-8591-6880 atau HP. 0856-725-0065 atau email ruswan@cbn.net.id

Nah, karena sistem pengiriman adalah sistem kargo atau kontainer, maka disini diterapkan sistem anggota dan penitip. Anggota maksudnya orang yang bertanggung jawab atas barang yang dikirimkannya termasuk barang dari para penitip, yaitu orang yang menitipkan barangnya pada anggota tapi namanya tidak diatasnamakan atas barang-barang miliknya sendiri. Untuk itu, Pak Ruswan mengirimkan email dengan 3 lampiran penting mengenai aturan, cara dan langkah yang harus dilakukan oleh setiap anggota dan penitip pengiriman barang.

Oya, pengiriman ini, yang kayaknya khusus pelajar ini, sepertinya hanya dilakukan 2 kali setahun, terkait dengan periode kepulangan pelajar Indonesia se Jepang. 

Karena semua penjabarannya Pak Ruswan sudah sangat lengkap sekali di dalam setiap lampirannya, maka saya tidak perlu mengulas panjang lebar lagi dalam cerita indah ini..^_^.   

Singkat cerita, kami tidak jadi ditunjuk Pak Ruswan menjadi anggota. Alhamdulillah, kami bersyukur dengan status sebagai penitip saja, jadi kalau selama waktu sebelum pulang tidak terlalu pusing meng-arrange dokumen dari penitip dan nanti di Indonesia tidak perlu lagi cepat-cepat mengurus pengiriman passport asli ke Pak Ruswan. Sudah cukuplah dipusingkan sama persiapan sebelum pulang. Nah sebagai penitip, kami harus menyesuaikan nomor kardus dengan urutan yang ditetapkan dari anggota. Dan tak lupa, juga harus mengurs beberapa dokumen yang dipersiapkan untuk kelengkapan.


Packing

Ini, adalah bagian paling repot. Kami baru menyadari kalau sebaiknya selama di Jepang jangan banyak-banyak beli baju..hihihi. Jadi baju adalah barang dengan jumlah terbanyak dalam daftar barang kami. Baru disusul buku dan lain-lain. Pak Ruswan sendiri juga sudah memberi aturan bahwa semua barang harus terdata di dalam dua daftar barang yaitu daftar F-I dan F-II. F-I adalah kelompok barang per kardus dan termasuk bekas atau baru. Sedangkan Daftar F-II berupa informasi barang per kardus, jumlah dan beratnya. 

Untuk itu semua barang sudah harus ditetapkan daftarnya minimal 1 bulan sebelum pengiriman. Maka kami mensimulasikan barang-barang yang akan dikirim sudah komplit masuk kardus semua. Padahal, masih harus menggunakan banyak item dari yang mau dikirim itu lagi, yaa... terpaksa deh. 

Untuk kardus, saya rekomendasikan beli online di Japan luggage Express (link-nya disini). Kualitas dan ukuran kardusnya sudah untuk pengiriman internasional. Kalo dari Amazon, masih agak tipis. Atau di Maruetsu, saya kira sama dengan Amazon, selain itu juga ribet nge-bawanya. Sedangkan untuk kelengkapan kardus lainnya bisa beli di Maruetsu Store, yang kayaknya sudah lengkap, seperti terpal, kertas pembungkus, tali rafia dan plester kardus. 

Untuk pelapis dalam, kami menggunakan kantong plastik paling besar (mungkin biasa digunakan untuk gomi), tapi yang paling tebal dan panjangnya 70 cm. Mungkin umum dijual di daiso atau 100 yen store. Jadi barang-barang dimasukkan ke dalam plastik yang sudah disiapkan didalam kardus agar lebih kedap air. 

Dan akhirnya kami berhasil mengisi hingga kardus ke sepuluh. 


Biaya

Untuk biaya, penghitungannya adalah per kubik barang. Jadi misalnya satu kubik dihargai 25.000 yen, maka jika barangnya 1,5 kubik, berarti tinggal dikali, tau ndiri khan.. Kalo kurang dari 1 kubik pun tak apa-apa, cuma nantinya agak rugi untuk ongkir dari jakarta ke tujuan daerah, misalnya sumatera. Soalnya dari gudang Jakarta, nilai ongkir akan dihitung per 2 kubik barang. Kalo barang cuma 0,7 kubik misalnya, lumayan banyak ruginya deh. Biaya belum termasuk pengiriman dari tempat tinggal di Jepang ke Yokohama port ya..


Pengiriman

Singkat Cerita, tibalah hari pengiriman. Pengiriman awal adalah dari apato ke Yokohama port. Untuk ini kami menggunakan jasa pengiriman perorangan, orang jepang yang bisa bahasa Inggris, secara kami rajinnya lebih ke bahasa Inggris daripada bahasa Jepang. Namanya Aida San. Beliau bisa dihubungi disini:
Biaya pengiriman 14.000 yen untuk seluruh barang. 

Sebenarnya kita bisa juga menggunakan jasa lain seperti kuro neko, dkk, cuma ya itu, kayaknya lebih sreg sama yang chemistry bahasanya kurang lebih sama. 

Dan pagi itu, beliau datangnya 1 jam lebih cepat dari jadwal. Agak kocar-kacir, soalnya ngebungkus pake terpal dan tali rafia masih belum selesai. Thanks to Aida San, beliau mau membantu meringankan beban kami..dengan mengikatkan tali rafia. Arigatou Aida San. Setelah semua beres, Aida San diserahi alamat tujuan dan biayanya. Alhamdulillah, sudah lumayan ringan bebannya kami, tinggal menunggu sampainya barang-barang itu di Indonesia.





















Created By Sora Templates